Ini bermula saat John McClane yang diperankan oleh Bruce Wilis ditugaskan oleh FBI untuk menyelidiki tentang rencana besar teroris yang akan menghentikan semua sistem kompute di United State. Saat itu John McClane sendiri mempunyai masalah dengan putrinya Lucy (Mary Elizabeth Winstead) tentang perbedaan pendapat masalah kuliah Lucy. Namun John McClane harus tetap menjalankan tugasnya sebagai detektif New York.
Kejadian pada film ini sebagian besar berada di Washington D.C. waktunya sendiri menjelang hari kemerdekaan Amerika Serikat 4 Juli. Tentang waktu menjelang 4 Juli, memang ini merupakan rencana terorganisir teroris internet untuk menghancurkan Amerika Serikat di hari kemerdekaannya.
Serangan teroris ini sendiri diawali dari ketidakpuasan Thomas Gabriel tentang tidak dihargainya program yang dibuatnya saat masih menjabat di lingkungan NSA. Bermotif balas dendam, Thomas Gabriel membuat rencana besar dengan melumpuhkan Amerika Serikat hanya dengan tiga hari saja. Thomas Gabriel sendiri mempunyai jalan pintas untuk mendapatkan program penghancur, Ia mengadakan sayembara kepada hacker-hacker muda untuk membuat program yang dapat menghancurkan sistem komputer di Amerika Serikat. Setelah program pengahancur selesai dan siap digunakan, para hacker yang membuat dilenyapkan satu persatu. Namun hanya Matt Farrell yang dapat diselamatkan oleh John McClane.
Dengan bantuan Matt Farrell, John McClane dapat memahami konspirasi yang ada, dan mulai membongkar gembong teroris, sekaligus menghentikan aksi teroris lewat internet tersebut. John McClane berusaha keras menghentikan aksi yang mematikan sumber-sumber penghidupan seperti pembangkit listrik, jaringan telepon, jaringan satelit, sampai jaringan air. Namun hal iu sangat sulit dihentikan karena semua kendali jaringan komunikasi (internet0 sudah dipegang oleh si gembong teroris. Tetapi pada akhirnya John McClane dapat menghentikan aksi teroris tersebut walaupun dengan mengorbankan nyawa dan jiwanya.
Sebenarnya persoalan hacker di dunia maya sudah pernah diangkat sebelumnya oleh Hollywood untuk dijadikan film, seperti The Net, Hacker, Swordfish dan lainnya. Namun Die Hard 4.0 sepertinya mencoba untuk menyajikan lebih update dengan situasi dan isue dunia sekarang, dengan mengangkat teroris sebagai ancaman terbesrar Amerika Srikat. Pembuat film sepertinya ingin menggambarkan celah atau kelemahan dari masyarakat dan pemerintah Amerika Serikat terbentuk dari rasa takut yang berbelih dengan terorisme itu sendiri.
Pembuat film juga sepertinya ingin menyampaikan pengendalian sistem terpusat dan serba terkomputerisasi rentan terjadinya kebobolan. Ini didukung oleh semakin berkembangnya dunia maya yang tak terkontrol dan masyarakat mengalami perubahan sosial yang mengakibatkan tindakan kriminalitas di dunia maya semakin mudah terjadi dan dilakukan. Hal ini sebenarnya bertolakbelakang dengan penciptaaan akses informasi yang mudah, akan memberikan kemudahan bagi masyarakat dengan berbagai kegiatannya.
Dengan begitu dapat diketahui bahwa globalisai informasi dan kemudahan akses informasi dan komunikasi tidak hanya mengakibatkan perubahan sosial pada masyarakat, namun juga memberikan jalan kepada kriminaltas bahkan terorisme seperti yang digambarkan pada film Die Hard 4.0.
Baru saja menonton film (lumayan jadul) DieHard 4.0 yang dibintangi si gaek Bruce Willis yang masih saja OK berperan sebagai John McClane seorang detektif di Kepolisisan New York (NYPD). Menurut saya film DieHard adalah sedikit diantara banyak film berseri lepas yang tetap menarik dalam menampilkan tema baru di setiap seri barunya. Mungkin hanya film berseri lepas yang menampilkan tokoh idola fiksi semacam Batman dan Spiderman saja yang mampu menandinginya. Untuk tema laga detektif? DieHard gak ade matinye..
Di sekuel yang keempat ini saya sangat suka dengan tema yang diambil, yaitu kejahatan cyber (cyber crime) yang dilakukan oleh mantan pegawai pemerintahan karena merasa dibuang dan disia-siakan oleh pemerintah, sementara dia merasa ilmunya sangat dibutuhkan disana untuk melindungi semua data berbasis komputer yang dikelola oleh pemerintah dari kemungkinan adanya kegiatan hacking (menyusup ke sebuah sistem komputer).
Jadinya kemudian dia ngambek dan memutuskan untuk membuktikan omongannya sendiri dengan cara melakukan hacking langsung ke semua data-data publik yang vital milik pemerintah seperti transportasi, komunikasi, keuangan, sistem pengairan, dsb. Pokoknya semua sistem yang ada di negara tersebut (Amerika) yang dikendalikan secara komputer.
Alhasil, timbullah kekacauan diseluruh negeri semisal listrik padam, bursa saham kacau, penerbangan terhenti, dsb. Di pertengahan cerita, terungkap bahwa si penjahat melakukan semua itu ujung-ujungnya ingin menguasai secara penuh seluruh rekening bank yang ada sehingga kegiatan perbankan seperti membayar, menarik atau menransfer dan sebagainya bisa dia lakukan dengan mudah tanpa terdeteksi.
Nah, dimanakah peran detektif John McClane dalam kasus ini? Detektif yang kerap teriak ‘Yippee ki yay, mother******‘ ini sebetulnya tugasnya sangat ringan: Menjemput seorang remaja tanggung yang berprofesi sebagai hacker (programmer komputer dengan tambahan keahlian kemampuan menyusup ke sistem komputer orang lain) dari sebuah kota kecil, untuk dibawa ke markas FBI di Washington. Itu saja. Namun tugas ringan itu berubah menjadi sangat tidak ringan karena si hacker ini diincar untuk dibunuh oleh penjahat buangan pemerintah tadi untuk menghilangkan saksi. Hacker ini harus dimusnahkan karena dia yang telah membuatkan algoritma (logika pemrograman komputer berupa prosedur ataupun alur sebuah sistem komputer tertentu) untuk menjalankan kejahatan cyber ini. Namun hacker remaja tanggung ini tidak menyadari kalau algoritmanya akan digunakan untuk sebuah kejahatan hebat seperti yang tengah berlangsung.
Cerita mengalir dengan sangat menarik dan penuh ketegangan. Yang menarik bagi saya disamping aksi Bruce Willis, terutama mengenai dilibatkannya seorang programmer komputer di film ini. Lumayan banyak kejadian-kejadian yang berhubungan dengan sistem komputer yang mungkin tidak semua orang langsung ngeh dalam memahaminya. Bagi sebagian orang mungkin sulit untuk bisa mengerti bagaimana kekacauan yang terjadi di film itu bisa terjadi ‘hanya’ dengan memencet-mencet tombol keyboard.
Lebih jauh lagi bagaimana sampai John McClane terheran-heran bagaimana seorang remaja ini bisa tahu semua hal yang berkaitan dengan bencana cyber ini? Kalau jawaban saya pribadi sebagai (mantan) web programmer, mungkin tidak sulit untuk bisa menalar semua kejadian itu.
Berbeda dengan dunia politik atau seni rupa atau pematung atau kebanyakan yang lain, dunia komputasi (computing) tidak didominasi oleh orang tua, namun biasanya didominasi oleh banyak orang usia muda. Untuk membuat sebuah program komputer (code listing) diperlukan kemampuan berpikir yang sangat rumit, terutama untuk pembuatan aplikasi besar seperti game dan sistem keamanan (security system). Untuk menghasilkan sebuah aplikasi misalnya game terkenal seperti Winning Eleven atau Doom! mungkin bisa diperlukan ratusan ribu hingga jutaan baris kode program.
Saya jadi teringat masa lalu saya jaman masih kuliah di jurusan Informatika. Sukanya minta ampun untuk urusan coding program, terutama untuk aplikasi web programming. Begadang semalaman untuk membuat sebuah aplikasi baru terutama yang berbasis web sangatlah menyenangkan. Ada keasyikan tersendiri disana dibalik rumitnya kode-kode dan logika program yang kadang sangat rumit. Kalau sudah kondisi trance begini, tidak bisa diganggu gugat bahkan oleh bunyi paling pelan sekaligus karena bisa membuyarkan konsentrasi ;) .
Itu juga sebabnya diberbagai kesempatan, sosok seorang programmer komputer sering digambarkan seorang yang tidak banyak omong, suka menyendiri, berkaca mata tebal bak pantat botol, dan cuek dengan sekitar. Selintas malah mirip orang bloon dan kuper. Namun jangan coba macam-macam dengan mereka, sekali tangan mereka diberi keyboard komputer yang (apalagi) terkoneksi ke internet, seorang yang ahli bisa dengan mudah menimbulkan kekacauan seperti yang terjadi di film DieHard 4.0 ini.
Terus terang saya bukanlah orang yang ahli sekali untuk urusan bikin program komputer, apalagi saat-saat sekarang. Saya pernah gagal tidak bisa menyelesaikan sebuah aplikasi berbasis web. Namun setidaknya pengalaman saya berurusan dengan bidang yang satu ini tidaklah terlalu memalukan :)
Di saat ini saya harus berpikir untuk meninggalkan hal teknis berkaitan dengan web programming dan beralih ke hal yang bersifat manajerial.
Bukannya apa-apa, hanya untuk kasus saya sepertinya bidang manajemen dan strategi pemasaran online bisa lebih mengendurkan beban kerja otak :) . Juga, sekali lagi hanya untuk kasus saya, penghasilan materi yang diterima lebih menjanjikan ;) .
Biarlah kegiatan teknis seputar coding, logika, algoritma dan maintenance dilakukan oleh yang muda-muda yang masih suka tantangan dengan kode-kode program komputer :) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar