Tarian ini dinamakan demikian sesuai dengan pepatah Melayu lama “ Lenggang Patah Sembilan, semu dipijak tidak mati, antan terlanda patah tiga” Makna yang tersirat dari pepatah itu mengungkapkan corak tarian ini yang sangat lembut namun pasti. “Semut dipijak tidak mati” merupakan penari yang lemah gemulai ketika berjalan dan melenggang sehingga apabila seekor semut terpijak pun tudak mati. “Antan terlanda patah tiga” mengumpamakan apabila ada benda-benda semisal antan disekitar penari Lenggang Patah Sembilan dan tersentuh penarinya akan patah atau robohnya benda-benda tersebut. Maksud lainnya menyatakan bahwa seseorang itu harus memiliki budi pekerti yang halus dan luhur, tetapi mempunyai ketegasan dalam berpikir dan bertindak.
Lagu yang digunakan harus betempu senandung/langgam. Adapun lagu yang mengiringi tarian ini adalah Kuala deli, Damak, Makn sirih, Anak tiung, tarian ini ditarikan secara berpsangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar